PUTRI

Konspirasi Global

 MISTERI HOLOCAUST

Setiap bulan Mei, tepatnya tanggal 9, dunia Barat, khususnya mantan pasukan Sekutu, merayakan berakhirnya Perang Dunia II. Bagaimana pun juga, perang yang akibatnya hampir melanda seluruh dunia itu telah menorehkan sejarah tersendiri bagi umat manusia. Dunia masih ingat, Perang Dunia II menyisakan kenangan tentang kekejaman paham ultra-nasionalis Nazi, dan holocaust.
Holocaust adalah peristiwa pemusnahan hampir seluruh Yahudi Eropa oleh Nazi Jerman dan kelompoknya selama Perang Dunia II. Orang Yahudi sering menyebut peristiwa ini sebagai Shoah, istilah Ibrani yang berarti malapetaka atau bencana hebat. Holocaust sendiri berasal dari bahasa Yunani, holo yang artinya seluruh, dan caustos yang berarti terbakar. Secara asal, holocaust artinya adalah persembahan api atau pengorbanan religius dengan pembakaran. Konon, Nazi Jerman dipercaya telah memusnahkan sekitar 5,6 sampai 5,9 juta orang Yahudi.
Kebencian Jerman
Latar belakang cerita pemusnahan ini terletak jauh setelah akhir Perang Dunia I (PD I) di mana Jerman berada pada pihak yang kalah. Waktu itu, banyak orang Jerman yang menyalahkan Yahudi sebagai sebab kekalahan Jerman pada PD I, beberapa bahkan mengklaim Yahudi telah berkhianat kepada negara selama perang. Tambahan lagi, pada akhir PD I, sekelompok Yahudi mencoba mengobarkan revolusi ala Bolshevik Soviet di negara bagian Jerman, Bavaria. Orang Jerman semakin menganggap Yahudi adalah musuh yang berbahaya bagi negara.
Saat itu, Nazi sebagai sebuah partai politik mampu menarik massa dengan basis pandangannya yang anti Semit. Hitler, pemimpin Nazi, menyalahkan keadaan buruk Jerman pada akhir PD I pada konspirasi Yahudi internasional. Nazi percaya Yahudi bertanggung jawab atas apa yang mereka sebut sebagai degenerasi masyarakat modern.
Ketika Nazi naik panggung politik, kebijakan yang menekan Yahudi pun diterapkan. Hak-hak Yahudi dicabut, harta benda mereka disita, rencana untuk mengusir mereka keluar Jerman dirancang, sampai, konon, pemusnahan fisik yang berarti pembantaian.
Musim semi 1941, Nazi mulai membantai Yahudi di Uni Soviet yang dianggap sebagai sumber hidup Bolshevisme. Orang Yahudi menggali lubang kubur mereka sendiri kemudian ditembak mati. Musim gugur tahun yang sama, Nazi meluaskan pembantaian ke Polandia dan Serbia. Kamp pembantaian untuk Yahudi mulai dibangun di Auschwitz, Dachau, Bergen-Belsen. Kamp itu dilengkapi kamar gas dan tungku besar. Mereka menggunakan kamar gas untuk membunuh orang Yahudi. Beberapa orang Yahudi dimasukkan ke dalam kamar gas, kemudian gas Zyklon-B, sebuah gas pestisida berbahan dasar asam hidrosianik, dialirkan. Ada juga cerita orang Yahudi yang dibakar hidup-hidup dalam tungku. Bahkan, ada yang percaya Nazi Jerman membuat sabun dari lemak orang Yahudi dan kelambu lampu dari kulit orang Yahudi.

Sejarah Dipertanyakan
Selama kurang lebih 2 dekade, ‘sejarah’ pembantaian ini bertahan di benak orang. Kesaksian dan memoar orang Yahudi yang bertahan hidup dari holocaust menceritakan semua kengerian di atas. Sampai pada 1964, Paul Rassinier, korban holocaust yang selamat, menerbitkan The Drama of European Jews yang mempertanyakan apa yang diyakini dari holocaust selama ini. Dalam bukunya, ia mengklaim bahwa sebenarnya tak ada kebijakan pemusnahan massal oleh Nazi terhadap Yahudi, tak ada kamar gas, dan jumlah korban tidak sebesar itu.
Arthur Butz menerbitkan The Hoax of the 20th Century: The case against the presumed extermination of European Jewry pada 1976. Ia mengklaim bahwa gas Zyklon-B tidak digunakan untuk membunuh orang tapi untuk proses penghilangan bakteri pada pakaian.
Mengenai kematian massal di Auschwitz, Robert Faurisson, profesor literatur di University of Lyons 2 mengklaim tipus-lah yang membunuh para tawanan itu, dan bukan kamar gas.
Seorang ahli konstruksi dan instalasi alat eksekusi dari AS, Fred Leuchter, pergi ke Auschwitz dan mengadakan penyelidikan serta tes di tempat itu. Kesimpulannya adalah kamar gas di Auschwitz tidak mungkin digunakan untuk membunuh orang.
Setelah orang-orang ini mempertanyakan kebenaran holocaust, gelombang kritisasi dan penyangkalan terhadap apa yang terjadi di holocaust mulai bangkit. Mereka yang meragukan kebenaran holocaust ini menyebut dirinya sebagai revisionis.

Holocaust yang Meragukan
Secara umum, revisionis setuju dengan sejarawan lain bahwa negara Jerman di bawah Nazi memperlakukan Yahudi dengan kejam dan bengis. Pencabutan hak-hak Yahudi, penawanan di ghetto, kerja paksa, penyitaan harta benda dan deportasi dari Jerman merupakan hal-hal yang masih diiyakan oleh para revisionis. Yang disangkal para revisionis adalah bahwa Jerman mempunyai kebijaksanaan tertentu untuk memusnahkan orang Yahudi dengan memasukkan mereka ke kamar gas atau tungku. Revisionis juga menyatakan jumlah 5,9 atau 6 juta korban sebagai pernyataan tanpa bukti yang dibesar-besarkan.
Keraguan-keraguan revisionis ini bersumber dari tidak adanya dokumen Jerman yang berisi masterplan pemusnahan orang Yahudi di Eropa. Tidak ada dokumen tentang perintah, rencana, anggaran, rancangan senjata untuk pemusnahan Yahudi. Yang ada hanyalah ucapan-ucapan petinggi Nazi yang menggambarkan kebencian terhadap Yahudi.
Foto-foto tawanan di kamp-kamp di Dachau, Buchenwald, dan Bergen-Belsen juga dipertanyakan penggunaannya. Memang, foto-foto itu menampilkan kondisi tawanan yang memprihatinkan. Tapi, revisionis yakin bukan penyiksaan dan kamar gas-lah yang menyebabkan mereka seperti itu. Sebabnya adalah lebih karena malnutrisi, epidemi tipus, disentri, dan diare. Penyakit-penyakit ini malah timbul sebagai akibat pemboman pasukan sekutu yang memutus jalur distribusi pangan, obat, dan pelayanan sanitasi.
Anehnya lagi, foto-foto yang selalu ditampilkan dalam sejarah adalah foto-foto yang mengerikan. Padahal pihak revisionis berhasil menemukan foto-foto yang diambil pada saat yang sama namun menampakkan para tawanan yang sehat. Mereka bercakap-cakap sambil tertawa di kamp. Ada kerumunan tawanan yang bergembira melempaarkan topi merayakan pembebasan mereka. Namun, mengapa foto-foto yang terakhir ini tak pernah muncul?
Kamar gas memang ditemukan di Auschwitz. Namun, para revisionis mengklaim bahwa kamar gas beserta Zyklon-B tidak mungkin digunakan untuk eksekusi manusia, melainkan untuk pengasapan pakaian agar bakteri-bakteri di pakaian mati. Dari prosedur kesehatan inilah, mitor pembunuhan dengan kamar gas muncul.
Museum Auschwitz, museum tentang holocaust, selama 50 tahun mengklaim bahwa 4 juta manusia dibunuh di sana. Sekarang mereka malah mengklaim mungkin hanya 1 juta korban. Revisi klaim ini pun tidak didukung oleh dokumentasi 1 juta orang tersebut. Lalu, kebohongankah jumlah 3 juta manusia selama setengah abad itu?
Hal yang penting lagi adalah jika memang ada pembunuhan massal di Polandia terhadap Yahudi tentu Palang Merah, Paus, pemerintah sekutu, negara netral, pemimpin terkemuka waktu itu akan tahu dan menyebutnya dan mengecamnya. Tapi ternyata tidak ada.
Winston Churchill menulis 6 jilid karya monumentalnya, The Second World War, tanpa menyebut tentang program Nazi untuk membantai orang Yahudi. Eisenhower menulir memoarnya, Crusade in Europe, juga tak menyebut tentang kamar gas.

Keuntungan dari Cerita Sedih
Manakah yang benar? Revisionis atau pro-holocaust yang mempertahankan jumlah 6 juta korban, pembantaian terencana, dan kamar gas? Wallahu a’lam. Yang jelas ada keuntungan dari gembar-gembor holocaust yang mungkin dilebih-lebihkan ini. Keuntungan tersebut adalah untuk orang Yahudi.
Yahudi yang merasa menjadi korban kemudian meminta tanah di Palestina, meminta ganti rugi kepada Jerman, dan meminta dana pembangunan ke negara lain sambil terus memelihara ingatan dunia akan holocaust. Rakyat Palestina-lah yang menderita.
“Seluruh negara Yahudi dibangun di atas kebohongan holocaust.. apa bukti Hitler dan Nazi membunuh 6 juta Yahudi di kamar gas? Tidak ada bukti sama sekali, kecuali kesaksian dari sedikit Yahudi yang selamat. Jika 6 juta Yahudi telah dibakar, tentu akan ada segunung abu manusia, tapi kita tidak pernah mendengarnya. Tidak ada juga oven yang mampu membakar jutaan orang tanpa ada yang mencium baunya. Tidak ada bukti tentang sejumlah itu Yahudi yang hidup di Jerman pada 1930-an. Jumlah mereka kurang dari 4 juta dan setengah dari mereka telah mengungsi ke Soviet selama perang.” Kata Mahmud Al-Khatib di harian Al-Arab Al-Yaum di Yordania.
Mufti Jerusalem, Syaikh Ikrimah Sabri, di New York Times berkata, “Banyak terjadi pembunuhan massal di dunia ini. Mengapa holocaust ini terasa lebih penting? Jika ini adalah permasalahan kita, tak ada yg peduli –entah ketika tentara perang Salib membantai muslim atau pembunuhan massal terhadap rakyat Palestina oleh Israel. Dan kita tidak terus menerus menggunakan dan menggunakan pembantaian ini untuk mengingatkan dunia tentang hutang dunia terhadap kita.
Saya tidak pernah menolak bahwa holocaust terjadi, tapi kita percaya bahwa jumlah 6 juta itu dilebih-lebihkan. Yahudi menggunakan isu ini, dalam banyak cara, untuk memeras Jerman secara finansial. Holocaust merupakan alasan bahwa tidak ada kerusuhan yg lebih besar terhadap Israel sebagai sebuah kekuatan pendudukan. Holocaust melindungi Israel. Bukanlah kesalahan kita jika Hitler membenci Yahudi. Bukankah mereka (Yahudi) sangat dibenci di mana pun?”
Detil-detil holocaust masih merupakan misteri. Yahudi masih berkepentingan menjaga holocaust semengerikan mungkin sepanjang masa dengan cara apa pun. Revisionis masih mengungkap konspirasi di balik propaganda holocaust ini. Alhamdulillah, umat Islam di negeri kita sekitar sepuluh tahun lalu menolak beredarnya film Schlinder’s List yang menceritakan penderitaan Yahudi di bawah Nazi. Jika kita menontonnya, mungkin kita akan menangisi penderitaan orang Yahudi dan lupa akan betapa biadabnya Yahudi membantai rakyat Palestina. (*)
Sumber:
The Holocaust Controversy: The Case for Open Debate, by Bradley R. Smith
Holocaust Denial in the Middle East: The Latest anti-Israel, Anti-Semitic Propaganda Theme, by Anti-Defamation League
Holocaust, by David Bankier, Encarta Reference Library


Mitos Promise Land (Tanah yang Dijanjikan)

Tanah yang dijanjikan (The Promised Land) adalah isu utama yang digunakan sebagai dalih dalam menggalang gerakan Zionisme dan menegakkan Negara Yahudi (The Jewish State) yang digagas oleh Theodore Herzl. Isu inilah yang kemudian dijadikan alasan untuk mengagresi tanah Palestina, mengusir warganya, dan melakukan pembantaian demi pembantaian hingga detik ini.

Kebohongan semacam inilah yang seringkali dijadikan alat oleh Israel untuk mempengaruhi negara-negara di dunia agar mereka mau memaklumi aksi Israel tersebut, sebagaimana kebohongan tragedi holocaust yang penuh manipulasi itu.

Kebohongan besar tentang "tanah yang dijanjikan" (The Promised Land) ini mereka mulai dengan memanipulasi kisah (Nabi) Ibrahim dalam Injil (Bible). Dari istrinya yang bernama Siti Sarah, Nabi Ibrahim mempunyai anak yang bernama (Nabi) Ishak (Kejadian 21: 3). Kemudian (Nabi) Ishak mempunyai anak, namanya (Nabi) Yakub (Kejadian 25:26). (Nabi) Yakub itu mempunyai julukan Israel (Kejadian 32:28). Adapun anak-anak lelaki (Nabi) Yakub jumlahnya 12 orang yaitu : Ruben, Simeon, Lewi, Yehuda, Isakhar, Zebulon, Yusuf, Benyamin, Dan, Naftali, Gad, dan Asyer. Keduabelas anak (Nabi) Yakub ini kemudian berkembang biak semakin banyak dan disebut kaum Bani Israel. Dari 12 anak Bani Israel ini yang paling banyak keturunannya yaitu Yehuda yang kemudian disebut kaum Yahudi.

Nabi Ibrahim lahir di kota Ur (wilayah Irak). Dari kota Ur, (Nabi) Ibrahim diperintah Allah untuk hijrah ke Kanaan atau Filistin (Kejadian 12:1). Kemudian dari Kanaan, lalu Ibrahim pergi ke Mesir (Kejadian 12:10). Dari Mesir, (Nabi) Ibrahim kembali lagi ke Kanaan (Kejadian 13:12). Kemudian dari Kanaan, (Nabi) Ibrahim dan isterinya yang bernama Hajar serta Ismail putranya (bapaknya bangsa Arab) pergi ke Mekkah atau Bakkah (Saudi Arabia).

Bagaimana dengan” tanah yang dijanjikan” dalam Injil ? Inilah dalilnya : Pada hari itulah Tuhan mengadakan perjanjian dengan Abram (Nabi Ibrahim) serta berfirman : ”Kepada keturunanmulah Kuberikan negeri ini, mulai dari sungai Mesir sampai ke sungai yang besar itu, sungai Efrat : yakni tanah orang Keni, orang Kenas, orang Kadmon, orang Het, orang Feris, orang Refaim, orang Amori, orang Kanaan, orang Girgasi dan orang Yebus itu” (Kejadian 15:18-21). Tanah yang dijanjikan dalam Injil Perjanjian Lama Bab Kejadian Pasal 15 ayat 18-21 tersebut sekarang ini meliputi wilayah negeri Mesir, Arab Saudi, Yordania, Palestina, Syria, dan Irak.


Namun di ayat lain hanya menyebutkan Kanaan (Filistin). Ini dalilnya : ”Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, ... Kepadamu dan kepada keturunanmu akan Kuberikan negeri ini yang kaudiami sebagai orang asing, yakni seluruh tanah Kanaan akan Kuberikan menjadi milikmu untuk selama-lamanya; dan Aku akan menjadi Allah mereka” (Kejadian 17:7-8).

Pertanyaan-pertanyaan yang timbul tentang masalah ini kemudian adalah : Tanah antara Sungai Mesir sampai Sungai Efrat diwariskan kepada keturunan Ibrahim yang mana? Tanah Kanaan (Filistin) diwariskan kepada keturunan Ibrahim yang mana? Apakah tanah tersebut hanya diwariskan kepada anak keturunan Yehuda (kaum Yahudi) saja?

Nabi Ibrahim adalah bapak sejumlah besar bangsa dan beranak cucu sangat banyak. Dalilnya : ”Lalu sujudlah Abram, dan Allah berfirman kepadanya : ”Dari pihakKu, inilah perjanjianKu dengan engkau : Engkau akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa. Karena itu namamu bukan lagi Abram, melainkan Abraham, karena engkau telah Kutetapkan menjadi bapa sejumlah besar bangsa. Aku akan membuat engkau beranak cucu sangat banyak; engkau akan Kubuat menjadi bangsa-bangsa, dan dari padamu akan berasal raja-raja” (Kejadian 17:3-6).

Sedangkan Sejarah “tanah yang dijanjikan” itu dalam kacamata Islam adalah sebagai berikut :

Pada periode tahun 1200 SM – 1100 SM, Nabi Musa as memimpin bangsa Israel meninggalkan Mesir, mengembara di gurun Sinai menuju “tanah yang dijanjikan”, asalkan mereka taat kepada Allah Swt – dikenal dengan cerita Nabi Musa as membelah laut ketika bersama dengan bangsa Israel dikejar-kejar oleh tentara Mesir menyeberangi Laut Merah.

Allah SWT berkehendak melengkapi rahmat-Nya bagi Bani Israel, oleh karena itu Musa as berkata kepada mereka : “Wahai kaumku, masuklah ke tanah suci (Filistin) yang telah ditentukan Allah bagimu.” (QS. al-Maidah: 21). Namun saat mereka diperintah untuk memasuki tanah Filistin (Palestina), mereka membandel dan berkata : “Hai Musa, sesungguhnya dalam negeri itu ada orang-orang yang gagah perkasa, sesungguhnya kami sekali-kali tidak akan memasukinya sebelum mereka keluar dari sana. Jika mereka telah ke luar dari situ, pasti kami akan memasukinya.” (QS. al-Maidah: 22).

Hanya dua orang –dari ribuan orang Bani Israel– yang bersedia bangkit dan berkata : “Serbulah mereka dengan melalui pintu gerbang (kota) itu, maka bila kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman.” (QS. al-Maidah: 23).

Namun mayoritas Bani Israel –yang pengecut itu– berkata pada Musa as : “Hai Musa, kami sekali-kali tidak akan memasukinya selama-lamanya, selagi mereka ada di dalamnya, karena itu pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini saja.” (QS. al-Maidah: 24).

Lagi-lagi Bani Israel mengingkari utusan Allah, yaitu Musa as. Allah SWT ingin agar Bani Israel membebaskan Tanah Suci, agar penduduknya hanya menyembah Dia. Tetapi Bani Israel lebih menyukai hidup enak. Mereka ingin memperoleh segala sesuatu melalui mukjizat. Musa as menjadi sedih, maka ia pun menengadah ke langit dan berkata : “Wahai Tuhanku, aku tidak menguasai kecuali diriku sendiri dan saudaraku. Sebab itu pisahkanlah antara kami dengan orang-orang yang fasik itu.” (QS. al-Maidah: 25). Karenanya, Allah SWT pun murka kepada Bani Israel, karena telah menyakiti dan tak mematuhi perintah Musa as.

Akhirnya Allah SWT mengazab Bani Israel dalam bentuk keterasingan mereka di alam liar gurun pasir Sinai selama empat puluh tahun. Mereka hidup di tempat-tempat berbeda di gurun pasir tersebut selama masa itu. Dengan demikian, jelaslah bahwa isu “tanah yang dijanjikan” tersebut telah selesai dan berakhir, dikarenakan penolakan dan pengingkaran kaum Yahudi sendiri.

Sampai kemudian, pada periode tahun 1000 SM – 922 SM, Nabi Daud as (anak Nabi Musa as) mengalahkan Goliath (Jalut) dari Filistin. Filistin berhasil direbut dan Daud dijadikan raja. Wilayah kerajaannya membentang dari tepi sungai Nil hingga sungai Efrat di Iraq. Sekarang ini Yahudi tetap memimpikan kembali kebesaran Israel Raya (Eretz Yisrael) seperti yang dipimpin raja Daud. Bendera Israel adalah dua garis biru (sungai Nil dan Eufrat) dan Bintang Daud.

Kepemimpinan Daud as diteruskan oleh anaknya Nabi Sulaiman as. Sepeninggal Sulaiman as (922 SM – 800 SM), Israel dilanda perang saudara yang berlarut-larut, hingga akhirnya kerajaan itu terbelah menjadi dua, yakni bagian Utara bernama Israel beribukota Samaria dan Selatan bernama Yehuda beribukota Yerusalem.

Karena kerajaan Israel sudah terlalu durhaka kepada Allah Swt maka kerajaan tersebut dihancurkan oleh Allah Swt melalui penyerangan kerajaan Asyiria (800 SM – 600 SM). “Sesungguhnya Kami telah mengambil kembali perjanjian dari Bani Israil, dan telah Kami utus kepada mereka rasul-rasul. Tetapi setiap datang seorang rasul kepada mereka dengan membawa apa yang tidak diingini hawa nafsu mereka, maka sebagian rasul-rasul itu mereka dustakan atau mereka bunuh.” (QS 5:70). Hal ini juga bisa dibaca di Injil pada Kitab Raja-raja ke-1 14:15 dan Kitab Raja-raja ke-2 17:18.

Sementara kerajaan Yehuda dihancurkan lewat tangan Nebukadnezar dari Babylonia (600 SM – 500 SM). Dalam Injil Kitab Raja-raja ke-2 23:27 dinyatakan bahwa mereka tidak mempunyai hak lagi atas Yerusalem. Mereka diusir dari Yerusalem dan dipenjara di Babylonia.

Pada periode tahun 500 SM – 400 SM, Cyrus dari Persia meruntuhkan Babylonia dan mengijinkan bangsa Israel kembali ke Yerusalem. Pada periode tahun 330 SM – 322 SM, Israel diduduki Alexander The Great dari Macedonia (Yunani). Ia melakukan hellenisasi terhadap bangsa-bangsa taklukannya. Bahasa Yunani menjadi bahasa resmi Israel, sehingga nantinya Injil pun ditulis dalam bahasa Yunani dan bukan dalam bahasa Ibrani.

Pada periode tahun 300 SM – 190 SM, Yunani dikalahkan Romawi. Maka Filistin pun dikuasai imperium Romawi. Pada periode tahun 1 – 100 M, Nabi Isa as/Yesus lahir, kemudian menjadi pemimpin gerakan melawan penguasa Romawi. Namun selain dianggap subversi oleh penguasa Romawi (dengan ancaman hukuman tertinggi yakni dihukum mati di kayu salib), ajaran Yesus sendiri ditolak oleh para Rabbi Yahudi. Setelah Isa tiada, bangsa Yahudi justru memberontak terhadap Romawi.

Pada periode tahun 100 – 300, pemberontakan berulang. Akibatnya Filistin dihancurkan dan dijadikan area bebas Yahudi. Mereka dideportasi keluar Filistin dan terdiaspora ke segala penjuru imperium Romawi. Namun demikian tetap ada sejumlah kecil pemeluk Yahudi yang tetap bertahan di Filistin. Dengan masuknya Islam kemudian, serta dipakainya bahasa Arab di dalam kehidupan sehari-hari, mereka lambat laun terarabisasi atau bahkan masuk Islam.

Kenyataan historis tersebut semakin dipertegas oleh pernyataan kelompok Yahudi yang tergabung dalam organisasi Neturei Karta, sebuah organisasi yang menentang keras gerakan Zionisme. Mereka menyebut diri mereka sebagai kelompok Yahudi Judaisme, untuk membedakan dengan kelompok Yahudi Zionisme.

Mereka menyatakan : “Judaisme merupakan keyakinan yang berazaskan pada wahyu di Sinai. Keyakinan ini meyakini bahwa pengasingan adalah hukuman bagi kaum Yahudi dikarenakan dosa-dosa mereka. Sedangkan Zionisme telah lebih dari seabad menolak wahyu di Sinai. Keyakinan ini menyatakan bahwa pengasingan kaum Yahudi dapat diakhiri melalui agresi militer. Zionisme telah merampas hak warga Palestina. Mengabaikan tuntutan mereka, dan menjadikan mereka target penganiayaan, penyiksaan, dan pembunuhan. Kaum Yahudi Taurat di dunia terkejut dan terlukai dengan dogma irreligius dan kejam ini.

Ribuan ulama dan pendeta Taurat telah mengutuk gerakan tersebut. Mereka tahu bahwa hubungan baik kaum Yahudi dan Muslimin sebelumnya di Tanah Suci (Palestina) telah terlukai oleh gerakan Zionisme. Negara Israel, yang disangsikan itu, berdiri menentang Taurat. Karena itu, Neturei Karta berada di garis depan perang melawan Zionisme selama lebih dari seabad. Kehadiran mereka adalah untuk menolak kebohongan dan kejahatan, yaitu Zionisme, yang sedikit banyak mengatasnamakan orang-orang Yahudi. Berdasarkan keyakinan Yahudi dan hukum Taurat, kaum Yahudi terlarang untuk memiliki negara sendiri, sementara menunggu datangnya sang Messiah.”

Kontroversi negeri Israel Raya (Eretz Yisrael) ini menjadi bahan perdebatan yang luas di dunia dan masing-masing pihak menunjukkan argumentasinya. Prof. Roger Garaudy, seorang ilmuwan Perancis, menyatakan bahwa isu “tanah yang dijanjikan” versi Israel tersebut merupakan mitos. Sehingga, yang sebenarnya terjadi adalah “tanah yang ditaklukkan” (the conquered land), bukan “tanah yang dijanjikan” (the promised land).

Dengan demikian, isu “tanah yang dijanjikan” yang digunakan oleh Israel sebagai dalih pendudukan atas Palestina sebenarnya bukan merupakan ajaran Taurat, bukan pula ajaran Injil, melainkan ajaran Zionisme. Dan memang kenyataannya kaum Zionis tidak berpedoman pada Taurat. Mereka lebih berpegang pada kitab suci lain yang bernama Talmud.

Kelahiran Zionisme sendiri terjadi pada tahun, 1897, ketika Theodore Herzl menggelar kongres Zionis sedunia di Basel Swiss. Peserta Kongres I Zionis mengeluarkan resolusi, bahwa umat Yahudi tidaklah sekedar umat beragama, namun adalah bangsa dengan tekad bulat untuk hidup secara berbangsa dan bernegara. Dalam resolusi itu, kaum zionis menuntut tanah air bagi umat Yahudi – walaupun secara rahasia – pada “tanah yang bersejarah bagi mereka”.

Di kongres itu, Herzl menyebut, Zionisme adalah jawaban bagi “diskriminasi dan penindasan” atas umat Yahudi yang telah berlangsung ratusan tahun. Pergerakan ini mengaskan kembali bahwa nasib umat Yahudi hanya bisa diselesaikan di tangan umat Yahudi sendiri. Di depan kongres, Herzl berkata, “Dalam 50 tahun akan ada negara Yahudi !”

Pada tahun 1916, Perjanjian rahasia Sykes – Picot oleh sekutu (Inggris, Perancis, Rusia) dibuat saat meletusnya Perang Dunia (PD) I, untuk mencengkeram wilayah-wilayah Arab dan Khalifah Utsmaniyah dan membagi-baginya di antara mereka. PD I berakhir dengan kemenangan sekutu, Inggris mendapat kontrol atas Palestina. Di PD I ini, Yahudi Jerman berkomplot dengan Sekutu untuk tujuan mereka sendiri (memiliki pengaruh atau kekuasaan yang lebih besar).

Pada tahun 1917, Menlu Inggris keturunan Yahudi, Arthur James Balfour, dalam deklarasi Balfour memberitahu pemimpin Zionis Inggris, Lord Rothschild, bahwa Inggris akan memperkokoh pemukiman Yahudi di Palestina dalam membantu pembentukan tanah air Yahudi. Lima tahun kemudian Liga Bangsa-bangsa (cikal bakal PBB) memberi mandat kepada Inggris untuk menguasai Palestina.

Pada tahun 1938, Nazi Jerman menganggap bahwa pengkhianatan Yahudi Jerman adalah biang keladi kekalahan mereka pada PD I yang telah menghancurkan ekonomi Jerman. Maka mereka perlu “penyelesaian terakhir” (endivsung). Ratusan ribu keturunan Yahudi dikirim ke kamp konsentrasi atau lari ke luar negeri (terutama ke AS). Sebenarnya ada etnis lain serta kaum intelektual yang berbeda politik dengan Nazi yang bernasib sama, namun setelah PD II Yahudi lebih berhasil menjual “cerita”-nya karena menguasai banyak surat kabar atau kantor-kantor berita di dunia.

Pada tahun 1944, Partai buruh Inggris yang sedang berkuasa secara terbuka memaparkan politik “membiarkan orang-orang Yahudi terus masuk ke Palestina, jika mereka ingin jadi mayoritas. Masuknya mereka akan mendorong keluarnya pribumi Arab dari sana.” Kondisi Palestina pun memanas, terutama ketika pada tahun 1947 PBB merekomendasikan pemecahan Palestina menjadi dua negara : Arab dan Israel.

Pada tanggal 14 Mei 1948, Sehari sebelum habisnya perwalian Inggris di Palestina, para pemukim Yahudi memproklamirkan kemerdekaan negara Israel. Mereka melakukan agresi bersenjata terhadap rakyat Palestina yang masih lemah, hingga jutaan dari mereka terpaksa mengungsi ke Libanon, Yordania, Syria, Mesir dan lain-lain. Palestina Refugees menjadi tema dunia. Namun mereka menolak eksistensi Palestina dan menganggap mereka telah memajukan areal yang semula kosong dan terbelakang. Timbullah perang antara Israel dan negara-negara Arab tetangganya. Namun karena para pemimpin Arab sebenarnya ada di bawah pengaruh Inggris – lihat Imperialisme Perancis dan Inggris di tanah Arab sejak tahun 1798 – maka Israel mudah merebut daerah Arab Palestina yang telah ditetapkan PBB.

 Freemason

Freemasonry (bahasa Inggris) atau Vrijmetselarij (bahasa Belanda) adalah sebuah organisasi persaudaraan internasional. Freemasonry pada zaman modern dimulai dengan berdirinya Grand Lodge di London, Inggris pada tahun 1717
Sebagian peneliti Barat berkeyakinan bahwa Freemasonry sebenarnya sudah didirikan di Skotlandia pada abad ke-14, disaat Ksatria Templar ditumpas oleh Raja Perancis Philipe le Bel dan Paus Klemens V.
Freemason Era Soekarno
Di tahun 1945-1950an, loji-loji Freemasonry oleh kaum pribumi Indonesia disebut pula sebagai “Rumah Setan” disebabkan ritual kaum Freemason selalu melakukan pemanggilan arwah orang mati.

Soekarno, the first President of Indonesia
Lama-kelamaan hal ini mengusik istana, sehingga pada Maret 1950, Presiden Soekarno memanggil tokoh-tokoh Freemasonry Tertinggi Hindia Belanda yang berada di Loji Adhucstat (sekarang Gedung Bappenas-Menteng) untuk mengklarifikasi hal tersebut.
Di depan Soekarno, tokoh-tokoh Freemasonry ini mengelak dan menyatakan jika istilah “Setan” mungkin berasal dari pengucapan kaum pribumi terhadap “Sin Jan” (Saint Jean) yang merupakan salah satu tokoh suci kaym Freemasonry. Walau mereka berkelit, namun Soekarno tidak percaya begitu saja.
Akhirnya, Februari 1961, lewat Lembaran Negara nomor 18/1961, Presiden Soekarno membubarkan dan melarang keberadaan Freemasonry di Indonesia.
Lembaran Negara ini kemudian dikuatkan oleh Keppres Nomor 264 tahun 1962 yang membubarkan dan melarang Freemasonry dan segala “derivat”nya seperti Rosikrusian, Moral Re-armament, Lions Club, Rotary Blub, dan Baha’isme. Sejak itu, loji-loji mereka disita oleh negara.

Gus Dur
Freemason Era Gus Dur
Namun 38 tahun kemudian pada saat Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) terpilih menjadi presiden Indonesia ketiga, ia mencabut Keppres nomor 264/1962 tersebut dengan mengeluarkan Keppres nomor 69 tahun 2000 tanggal 23 Mei 2000.
Sejak itulah, keberadaan kelompok-kelompok Yahudi seperti Organisasi Liga Demokrasi, Rotary Club, Divine Life Society, Vrijmetselaren-Loge (Loge Agung Indonesia) atau Freemasonry Indonesia, Moral Rearmament Movement, Ancient Mystical Organization Of Rosi Crucians (AMORC) dan Organisasi Baha’i menjadi resmi dan syah kembali di Indonesia.
Sungguh ironis, Keppres no 69/2000 yang dikeluarkan oleh Gus Dur tersebut sampai sekarang masih saja berlaku dan belum dicabut.

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 69 TAHUN 2000
TENTANG
PENCABUTAN KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 264 TAHUN1962
TENTANG LARANGAN ADANYA ORGANISASI LIGA DEMOKRASI, ROTARY CLUB,
DIVINE LIFE SOCIETY, VRIJMETSELAREN-LOGE (LOGE AGUNG INDONESIA),
MORAL REARMAMENT MOVEMENT, ANCIENT MYSTICAL ORGANIZATION
OF ROSI CRUCIANS (AMORC), DAN ORGANISASI BAHA’I
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang :
  1. bahwa pembentukan organisasi sosial kemasyarakatan dan keagamaan pada hakekatnya merupakan hak asasi setiap warganegara Indonesia;
  2. bahwa larangan terhadap organisasi-organisasi sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Presiden Nomor 264 Tahun 1962, dipandang sudah tidak sesuai lagi dengan prinsip-prinsip demokrasi;
  3. bahwa meskipun dalam kenyataannya Keputusan Presiden Nomor 264 Tahun 1962 sudah tidak efektif lagi, namun untuk lebih memberikan kepastian hukum perlu secara tegas mencabut Keputusan Presiden tersebut;
  4. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, b, dan huruf c di atas, maka dipandang perlu untuk mencabut Keputusan Presiden Nomor 264 Tahun 1962;
Mengingat :
  1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945;
  2. Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3886);
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
PENCABUTAN KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 264 TAHUN 1962 TENTANG LARANGAN ADANYA ORGANISASI LIGA DEMO-KRASI, ROTARY CLUB, DIVINE LIFE SOCIETY, VRIJMET-SELAREN-LOGE (LOGE AGUNG INDONESIA), MORAL REARMA-MENT MOVEMENT, ANCIENT MYSTICAL ORGANIZATION OF ROSI CRUCIANS (AMORC), DAN ORGANISASI BAHA’I.
Pasal 1
Mencabut Keputusan Presiden Nomor 264 Tahun 1962 tentang Larangan Adanya Organisasi Liga Demokrasi, Rotary Club, Divine Life Society, Vrijmetselaren-Loge (Loge Agung Indonesia), Moral Rearmament Movement, Ancient Mystical Organization Of Rosi Crucians (AMORC) dan Organisasi Baha’i.
Pasal 2
Keputusan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 23 Mei 2000
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd
ABDURRAHMAN WAHID

Awal Berdirinya Freemason
Pada tahun 1717 masehi, gerakan rahasia ini melangsungkan seminar di London di bawah pimpinan Anderson.
Ia secara formal menjabat sebagai kepala gereja Protestan, namun pada hakikatnya adalah seorang Yahudi.
Dalam seminar inilah gerakan rahasia tersebut memakai nama Freemasonry sebagai nama barunya.
Sebagai pendirinya adalah Adam Wishaupt, seorang tokoh Yahudi dari London, yang kemudian mendapatkan dukungan dari Albert Pike, seorang jenderal Amerika (1809-1891). Organisasi ini sulit dilacak karena strukturnya sangat rahasia, teratur, dan rapi.
Tujuan gerakan Freemasonry secara umum adalah:
1. Menghapus semua agama.
2. Menghapus sistem keluarga.
3. Mengkocar-kacirkan sistem politik dunia.
4. Selalu bekerja untuk menghancurkan kesejahteraan manusia dan merusak kehidupan politik, ekonomi, dan sosial negara-negara non-Yahudi atau Goyim (sebutan dari bangsa lain di luar Yahudi).
Tujuan akhir dari gerakan Freemason adalah mengembalikan bangunan Haikal Sulaiman yang terletak di Masjid Al-Aqsha, di kota Al-Quds (Yerussalem), mengibarkan bendera Israel, serta mendirikan pemerintahan Zionis Internasional, seperti yang diterapkan dalam Protokol para cendekiawan Zionis.

Sejarah Singkat Freemason

Freemasonry (atau Masonic) (info Freemason) adalah sebuah organisasi rahasia yang berakar pada kepercayaan Mesir kuno yang disebut Kabbalah

Freemasonry secara bahasa terdiri dari dua kata, Free dan Mason. Free artinya merdeka dan mason artinya tukang bangunan. Dengan demikian Freemasonry secara etimologis berarti “tukang-tukang bangunan yang merdeka”.
Secara hakikat, Freemasonry atau Al-Masuniyyah (dalam bahasa Arab) adalah sebuah organisasi Yahudi Internasional bawah tanah yang tidak ada hubungannya dengan tukang-tukang bangunan yang terdapat pada abad pertengahan.
Freemasonry di atas juga tidak ada hubungannya dengan kegiatan pembangunan kapal atau katedral besar seperti yang banyak diduga oleh sebagian orang. Tetapi maksud Freemasonry di sini adalah tidak terikat dengan ikatan pihak manapun kecuali sesama freemason.
Freemasonry berasal dari gerakan rahasia yang dibuat oleh sembilan orang Yahudi di Palestina pada tahun 37 M, yang dimaksudkan sebagai usaha untuk melawan pemeluk Masehi (Kristen, Islam, Budha, Hindu dan semua agama kecuali Jews), dengan cara pembunuhan terhadap orang per-orang.
Menurut buku ‘Kabut-kabut Freemasonry’, salah seorang yang disebut sebagai pendirinya adalah Herodes Agrida I (meninggal 44 M). Ia dibantu oleh dua orang Yahudi, Heram Abioud dan Moab Leomi. Freemasonry selanjutnya menempatkan dirinya sebagai musuh terhadap agama Masehi maupun Islam.
Pada tahun 1717 M gerakan rahasia ini melangsungkan seminar di London di bawah pimpinan Anderson. Ia secara formal menjabat sebagai kepala gereja Protestan, namun pada hakikatnya adalah seorang Yahudi.
Dalam seminar inilah gerakan rahasia tersebut memakai nama Freemasonry sebagai nama barunya. Sebagai pendirinya adalah Adam Wishaupt, seorang tokoh Yahudi dari London, yang kemudian mendapatkan dukungan dari Albert Pike, seorang jenderal Amerika (1809-1891).
Selain itu, tujuan mereka juga untuk mengibarkan bendera Israel, serta mendirikan pemerintahan Zionis Internasional, seperti yang diterapkan dalam Protokol para cendekiawan Zionis.
Buku Protokol tersebut berisikan langkah-langkah yang telah ditetapkan oleh para hakkom, catatan pembicaraan yang dilakukan di dalam setiap rapat mereka, serta berisikan 24 bagian (ayat) yang mencakup rencana politik, ekonomi, dan keuangan, dengan tujuan menghancurkan setiap bangsa dan pemerintahan non-Yahudi, serta menyiapkan jalan penguasaan bagi orang-orang Yahudi terhadap dunia Internasional.
Dalam gerakannya, Freemasonry menggunakan tangan-tangan cendekiawan dan hartawan Goyim, tetapi di bawah kontrol orang Yahudi pilihan. Hasil dari gerakan ini di antaranya adalah mencetuskan tiga perang dunia, tiga revolusi (Revolusi Perancis, Revolusi Amerika, dan Revolusi Industri di Inggris), melahirkan tiga gerakan utama (Zionisme, Komunisme, dan Nazisme).
 Freemansory terbagi ke dalam tiga tingkatan:  
1. Majelis Rendah atau Freemansory Simbolis
2. Fremansory Majelis Menengah
3. Fremansory Majelis Tinggi.
Dalam penerimaan keanggotaan, Freemasonry tidak mempersoalkan agama calon anggota. Bahkan calon anggota disumpah sesuai dengan agama yang dianutnya. Dalam Freemasonry diadakan model kenaikan pangkat hingga level ke-33 bagi orang-orang Goyim. Orang-orang yang berhasil dijaring kemudian diberikan tugas untuk menyebarkan paham Freemasonry dan bekerja untuk merealisasikan tujuannya.
Kecuali, perekrutan anggota menengah dan tinggi kelompok ini sangat tertutup, bersifat rahasia dan sangat eksklusif. Anggotanya berasal dari latar belakang profesi, agama, kepercayaan, dan kebangsaan yang berbeda.
Gerakan Freemason Indonesia ada di Buku-Buku Sejarah
Namun meski ratusan tahun beroperasi di Nusantara, keberadaan Freemason (Belanda:Vrijmetselaarij), nyaris tak tertulis dalam buku-buku sejarah.
Padahal, banyak literatur yang cukup memadai untuk dijadikan rujukan penulisan sejarah tentang gerakan salah satu kelompok Yahudi di wilayah jajahan yang dulu bernama Hindia Belanda ini.
Di antaranya adalah: Vrijmet selaarij: Geschiedenis, Maats chapelijke Beteekenis en Doel (Freemason: Sejarah, Arti untuk Masyarakat dan Tujuannya) yang ditulis oleh Dr Dirk de Visser Smith pada tahun 1931,
Geschiedenis der Vrymet selary in de Oostelijke en Zuidelijke Deelen (Sejarah Freemason di Timur dan Selatan Bumi) yang ditulis oleh J Hagemen JCz pada tahun 1886,
Geschiedenis van de Orde der Vrijmetselaren In Nederland Onderhoorige Kolonien en Londen (Sejarah Orde Freemason di Nederland di Bawah Kolonialisme) yang ditulis oleh H Maarschalk pada tahun 1872.
Gedenkboek van de Vrijmet selaaren In Nederlandsche Oost Indie 1767-1917 (Buku Kenang-kenangan Freemason di Hindia Belanda 1767-1917), yang diterbitkan secara resmi pada tahun 1917 oleh tiga loge besar.
Loge de Ster in het Oosten (Batavia), Loge La Constante et Fidele (Semarang), dan Loge de Vriendschap (Surabaya).
Di samping literatur yang sudah berusia ratusan tahun tersebut, pada tahun 1994, sebuah buku berjudul Vrijmetselarij en samenleving in Nederlands-Indie en Indonesie 1764- 1962 (Freemason dan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia 1764- 1962) ditulis oleh Dr Th Stevens, seorang peneliti yang juga anggota Freemason.
Berbeda dengan buku-buku tentang Freemason di Hindia Belanda sebelumnya, buku karangan Dr Th Stevens ini sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia pada tahun 2004.
Buku-buku yang mengungkap tentang sejarah keberadaan jaringan Freemason di Indonesia sejak masa penjajahan tersebut, sampai saat ini masih bisa dijumpai di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Bahkan, Indisch Macconiek Tijdschrift (Majalah Freemason Hindia), sebuah majalah resmi milik Freemason Hindia Belanda yang terbit di Semarang pada 1895 sampai awal tahun 1940-an, juga masih tersimpan rapi di perpustakaan nasional.
Selain karya Stevens dan H Maarschalk yang diterbitkan di negeri Belanda, buku-buku lainnya seperti tersebut di atas, diterbitkan di Semarang dan Surabaya, dua wilayah yang pada masa lalu menjadi basis gerakan Freemason di Hindia Belanda, selain Batavia.
Keberadaan jaringan Freemason di Indonesia seperti ditulis dalam buku Kenang-kenangan Freemason di Hindia Belanda 1767-1917 adalah 150 tahun atau 199 tahun, dihitung sejak masuknya pertama kali jaringan Freemason di Batavia pada tahun 1762 sampai dibubarkan pemerintah Soekarno pada tahun 1961.
Selama kurun tersebut Freemason telah memberikan pengaruh yang kuat di negeri ini. Buku Kenang-kenangan Freemason di Hindia Belanda 1767-1917 misalnya, memuat secara lengkap operasional, para tokoh, dokumentasi foto, dan aktivitas loge-loge yang berada langsung di bawah pengawasan Freemason di Belanda. Buku setebal 700 halaman yang ditulis oleh Tim Komite Sejarah Freemason ini adalah bukti tak terbantahkan tentang keberadaan jaringan mereka di seluruh Nusantara.
Keterlibatan elite-elite pribumi, di antaranya para tokoh Boedi Oetomo dan elite keraton di Kadipaten Pakualaman, Yogyakarta, terekam dalam buku kenang-kenangan ini. Radjiman Wediodiningrat, orang yang pernah menjabat sebagai pimpinan Boedi Oetomo, adalah satu-satunya tokoh pribumi yang artikelnya dimuat dalam buku kenang-kenangan yang menjadi pegangan anggota Freemason di seluruh Hindia Belanda ini.
Radjiman yang masuk sebagai anggota Freemason pada tahun 1913, menulis sebuah artikel berjudul ”Een Broderketen der Volken” (Persaudaraan Rakyat). Radjiman pernah memimpin jalannya sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Selain Radjiman, tokoh-tokoh Boedi Oetomo lainnya yang tercatat sebagai anggota Freemason bisa dilihat dalam paper berjudul The Freemason in Boedi Oetomo yang ditulis oleh CG van Wering.
Kedekatan Boedi Oetomo pada masa-masa awal dengan gerakan Freemason bisa dilihat setahun setelah berdirinya organisasi tersebut. Adalah Dirk van Hinloopen Labberton, pada 16 Januari 1909 mengadakan pidato umum (openbare) di Loge de Sterinhet Oosten (Loji Bin – tang Timur) Batavia. Dalam pertemuan di loge tersebut, Labberton memberikan ceramah berjudul, ”Theosofische in Verband met Boedi Oetomo” (Theosofi dalam Kaitannya dengan Boedi Oetomo).
Theosofi adalah bagian dari jaringan Freemason yang bergerak dalam kebatinan. Aktivis Theosofi pada masa lalu, juga adalah aktivis Freemason. Cita-cita Theosofi sejalan dengan Freemason. Apa misi Freemason? Dalam buku Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia 1764-1962, karya Dr Th Steven dijelaskan misi organisasi yang memiliki simbol Bintang David ini: ”Setiap insan Mason Bebas mengemban tugas, di mana pun dia berada dan bekerja,untuk memajukan segala sesuatu yang mempersatukan dan menghapus pemisah antar manusia.”
Jadi, misi Freemason adalah “menghapus pemisah antar manusia!”. Salah satu yang dianggap sebagai pemisah antarmanusia adalah ‘agama’. Maka, jangan heran, jika banyak manusia berteriak lantang: ”semua agama adalah sama”. Atau, ”semua agama adalah benar, karena merupakan jalan yang sama-sama sah untuk menuju Tuhan yang satu.”
Paham yang dikembangkan Freemason adalah humanisme sekular. Semboyannya: liberty, egality, fraternity. Sejak awal abad ke-18, Freemasonry telah merambah ke berbagai dunia. Di AS, misalnya, sejak didirikan pada 1733, Freemason segera menyebar luas ke negara itu, sehingga orang-orang seperti George Washington, Thomas Jefferson, John Hancock, Benjamin Franklin menjadi anggotanya.
Prinsip Freemasonry adalah ‘Liberty, Equality, and Fraternity’. (Lihat, A New Encyclopedia of Freemasonry, (New York: Wing Books, 1996). Harun Yahya, dalam bukunya, Ksatria-kstaria Templar Cikal Bakal Gerakan Freemasonry (Terj), mengungkap upaya kaum Freemason di Turki Usmani untuk menggusur Islam dengan paham humanisme.
Dalam suratnya kepada seorang petinggi Turki Usmani, Mustafa Rasid Pasya, August Comte menulis, “Sekali Usmaniyah mengganti keimanan mereka terhadap Tuhan dengan humanisme, maka tujuan di atas akan cepat dapat tercapai.” Comte yang dikenal sebagai penggagas alir n positivisme juga mendesak agar Islam diganti dengan positivisme. Jadi, memang erat kaitannya antara pengembangan liberalisasi, sekularisasi, dan misi Freemason


Kabbalah, Akar Gerakan Illuminati-Freemasonry

Pada abad pertengahan, di Barat sedang terjadi pergulatan antara nalar dan agama.
Nalar adalah refleksi dari rasionalitas yang terbelenggu oleh dogma gereja yang ambigu.
Pada akhirnya Nalar berhasil mengesampingkan keimanan, akibatnya barat menjadi tersekularkan.
Setelah melewati masa Renaissance (zaman kelahiran kembali), periode pencerahan hingga sampai ke zaman modern ini keimanan semakin terbenam dalam kubangan rasionalitas.
Nalar dipisahkan dari agama dan keyakinan hanyalah persoalan individu semata yang didominasi oleh kebebasan yang azasi.
Di Amerika, gereja semakin ditinggalkan jamaahnya lantaran rumah ibadah tersebut menjadi penghalang dalam mengekspresikan kebebasan akal.
Madonna, salah seorang diva musik dunia memilih untuk mempelajari dan mempraktekkan ajaran Kabbalah, disusul oleh Demi Moore dan sederet artis kondang lainnya.
Saat ini Kabbalah menjadi agama alternatif bagi sejumlah selebritis dunia. Faktor apa yang seolah menghipnotis minat sehingga Kabbalah menjadi pilihan mereka?
 Sejatinya Kabbalah adalah kepercayaan Yahudi yang amat rahasia disampaikan pada anggota dari mulut ke mulut.
Ajarannya berupa ilmu sihir dan ritual pemujaan setan yang telah dikembangkan sejak ribuan tahun.
Secara harafiah Kabbalah (Qabala) bermakna tradisi lisan. Kata Kabbala diambil dari bahasa Ibrani: qibil yang bermakna menerima atau tradisi warisan.
Dengan demikian ajaran Kabbalah mempunyai arti menerima doktrin ilmu sihir (okultisme) yang hanya diketahui oleh segelintir orang.
Menurut sejarah, Ordo Kabbalah telah berusia 4.000 tahun, sejak Nabi Ibrahim as meninggalkan Sumeria, akhirnya menyebar ke Mesir Kuno hingga Ke Palestina.
Ordo Kabbalah dibentuk dan diberi nama Ordo Persaudaraan saat perpindahan Bani Israil ke Babilonia yakni pada era Dinasti Ur ke 3 ( 2112 -2004 SM ).
Salah seorang pendeta tinggi Kabbalah yakni Samiri (orang Samaria) yang mengajak Bani Israil saat eksodus dari Mesir untuk menyembah anak sapi emas bertepatan saat Nabi Musa as berkhalwat di gunung Tursina-Sinai.
Doktrin mistis Kabbalah merupakan induk dari segala ilmu sihir yang ada di dunia hingga hari ini. Sejatinya merupakan elemen eksternal yang menyusup ke dalam agama Yahudi.
 Ajaran Kabbalah dirumuskan untuk menentukan jalannya peradaban manusia dengan membentuk satu pemerintahan dunia, yang dalam bahasa latin disebut E Pluribus Unum (dari banyak menjadi satu) di bawah kendali Yahudi.
Tradisi Kabbalah ditengarai menghasilkan filsuf besar seperti Plato, Socrates dan lain-lain, juga faham Rasisme yang kemudian diadopsi Hitler untuk berkuasa.
Menurut ajaran Kabbalah, proses penciptaan dimulai dengan munculnya benda-benda yang disebut Sephirot yang artinya lingkaran-lingkaran atau orbit-orbit yang bersifat material maupun spiritual. Benda tersebut berjumlah 32. Sepuluh yang pertama beremanasi dengan Tuhan yang gaib di kedalaman yang tak terbatas.
Dogma Kabbalah ada relasinya dengan sistem kepercayaan astrologi kuno. Pada hakekatnya Kabbalah telah menyimpang jauh dari agama Yahudi. Ajaran tersebut menjadi doktrin mistis dari keimanan Yahudi yang melenceng dari Taurat.
Theodore Reinach seorang pakar sejarah Yahudi mendiskripsikan bahwa Kabbalah adalah racun teramat halus yang menyusup dan memenuhi nadi agama Yahudi. Doktrin tentang Tuhan mereka, bertentangan dengan fakta penciptaan dalam Taurat.
 Penjelasan kaum Kabbalis tentang Tuhan direfleksikan sebagai bentuk tertinggi yang tak terlukiskan yang disebut En Sof.
En Sof merupakan jabaran dari getah yang mengalir melalui dahan pohon dan membuatnya hidup serta menyatukan dahan-dahan dalam realitas yang rumit dan misterius.
Kaum Kabbalis tidak antagonis terhadap falsafah namun bagi mereka simbolisme dan mitologi jauh lebih memuaskan dalam menyingkap hakekat Tuhan.
Ketika berakhirnya kekuasaan Romawi di Palestina, para pendeta Kabbalah memutuskan untuk merekam tradisi lisan tersebut ke dalam papyrus (jenis kertas terbuat dari tumbuhan) agar dapat diwariskan kepada generasi selanjutnya.

Kabbalah merepresentasikan bahwa manusia menjadi suci setara dengan Tuhan, dalam istilah modern dikenal dengan faham Humanisme.

Penganut Kabbalah menggunakan simbol-simbol. Organ lelaki disimbolkan dengan Phallus (Penis / Lingga), perlambang kekuasaan regeneratif. Organ wanita dimanifestasikan oleh Yuna yang melambangkan kesuburan.

Simbol agama beberapa neopagan: Slavia • Celtic • Jermanik Yunani • pentagram neopagan • Romawi Wicca • Mesir • Semit
Lain halnya untuk menjelaskan struktur hirarki, mereka menggunakan segitiga dan piramida. Para elit Kabbalis berada pada puncak piramida yang menguasai massa yang menopang bangunan tersebut. Teologi Kabbalah merebak ke seluruh dunia, hadir dalam masyarakat diberbagai aspek.
Di Indonesia pernah ada gereja iblis, hotel serta night club yang dinisbahkan kepada Lucifer.
Sedang di Persia kaum Kabbalis mengejawantah ke dalam agama Zoroasterisme sebuah agama dan ajaran filosofi yang didasari oleh ajaran Zarathustra yang dalam bahasa Yunani disebut Zoroaster.
Para pemuka agama Zoroaster disebut dengan Magi (tukang sihir), ritual ajarannya: Magus (Majus). Dari isitilah itulah muncul ilmu magis.
Adapun Hadits Nabi Muhammad SAW menyebut bahwa:
“Zoroaster seperti halnya Majusi, aliran ini mempelajari sihir okultisme dan tenung dengan bantuan jin.”
Seiring dengan merebaknya ilmu Astrologi dan Numerologi, agama Kabbalah pun berkembang di Sumeria-Mesir, Babilonia sampai ke Persia.
Ajaran Kabbalah di Persia tertulis dalam kitab Avesta, sedang Lucifer disebut: Ahura Mazda (Ormuzd : sang pembawa cahaya) yang diaplikasikan dengan penyembahan api dan matahari.
Di Palestina ajaran Kabbalah menyebar dipimpin oleh Herodes II, gubernur Romawi serta dua orang pembantunya: Ahiram Abiyud (Abiram) dan Moav Levi, mereka melawan ajaran Yesus, kelompok tersebut berupaya membangun kembali Haikal Sulaiman (Bait Salomo/Kuil Sulaiman/Solomon’s Temple) di Yerusalem (peta lokasi).
Majelis Kuasa Rahasia Kabbalah yang dipimpin Herodes II memerintah untuk menyembelih Nabi Zakaria as, juga membunuh Nabi Yahya as dan meletakkan penggalan kepalanya di atas nampan.
Gubernur lalim tersebut juga mengeluarkan dekrit hukum mati terhadap Yesus (Nabi Isa as). Dalam waktu singkat, Injil versi Kabbalah berkembang ke seantero kekaisaran Romawi dan menjalar hingga ke Eropa.
Selanjutnya Majelis tersebut juga mendirikan The Knights Templar (Ordo Bait Allah) yang merupakan cikal bakal dari gerakan Freemasonry dengan cara menyusupkan anggotanya sebagai seorang Kristen Katholik yang berperan sebagai ordo militer dalam perang salib.
Di Provence Perancis tradisi lisan Kabbalah dibukukan pada abad ke-13. Kaum Kabbalis generasi selanjutnya memaparkan bahwa problem kejahatan sejatinya merupakan dampak dari kecelakaan primordial yang terjadi pada awal proses pengungkapan diri Tuhan. Mitologi Kabbalah telah terbukti memuaskan secara psikologis saat tragedi menyelimuti kaum Yahudi Spanyol pada abad ke-15.
Tuhan Kabbalis berperan membantu memaknai penderitaan yang membelenggu. Metode pencerahan ala Kabbalah seperti layaknya metode psikoanalisis masa kini dalam pencarian kebenaran sekular.
Teologi yang menyimpang ini membebaskan seseorang dari penjara duniawi membawa menuju ranah ilahiah, dengan cara inilah belenggu jiwa dibuka hingga ditemukan sumber kekuatan psikis yang mencerahkan serta mengobati penderitaan.
Mistisisme Kabbalis menjustifikasi mampu menerobos ke dalam pikiran dibanding bentuk-bentuk agama yang ”rasional”. Klaim mereka “bahwa Tuhan kaum Kabbalis mampu menjawab kebutuhan, ketakutan dan kecemasan primitive”.
Sampai sejauh ini dunia barat menilai Tuhan dengan caranya yang kian sekular. Sesungguhnya seperti itulah gambaran tentang pencarian Tuhan oleh para selebritis dunia yang semakin kebablasan.
Jauh berbeda dengan aqidah Islam ; sebelum membangun kerangka iman terlebih dulu dilakukan pemahaman lewat ilmu, yang diimplementasikan dengan amal saleh, dan yang paling utama kita harus mendudukkan wahyu di depan kenisbian nalar.
Sehingga akan terwujud sinergitas yang prima antara nalar dan agama. Akhirnya hanya Islamlah satu-satunya agama yang mempunyai konsep sempurna dan final, jauh sejak agama tersebut diturunkan oleh Allah SWT lewat wahyu melalui perantaraan malaikat Jibril kepada junjungan kita Rasulullah SAW.








1 komentar:

Unknown mengatakan...

Lengkap bgt artikel tentang zionis dri zaman nabi2 sampe zaman skrg.

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | SharePoint Demo